T
Dalam ramahnya sekitar, terdapat sebuah misteri setiap insan. Canda dan tawa kadang hanya merupakan cerminan yang terbalik. Banyak harapan yang tersiratkan darinya, namum itu membalut kebohongan didalamnya.
Akal yang terus berpikir, memarkirkan sejenak ketegaran diri. Dengan begitu batas nalar menyudahi untuk bertempur.
Sapa itu hanya sekedar sindiran, menemani ratapan akan diri ini. Semuapun berbisik antara sesama. Bercerita tentang harapan yang menghianati. Bercerita tentang seorang manusia yang tak mampu melangkah.
"Jangan menangis!"
"Masih ada kesempatan. Biarkanlah ini sebagai pelajaranmu."
Tak ada suara yang datang membelai. Tak ada pula larangan yang menyudahi penyesalan ini. Mereka tak peduli untuk yang kesekian kalinya. Canda dan tawa yang pernah dihadirkan, belum mampu melampaui sekat-sekat kehidupan.
Dan akhirnya, semua berubah dan mengubah pandangan ini. Canda dan tawa selalu di dampingi duka lara ini. Begitulah akhirnya.
Namun masih ada waktu yang terus menanti. Mengetahui semuanya itu, belati tak harus kutempati dalam genggaman. Cukup ketegaran hati yang menyokong setiap langkah mendampinginya.
Buai hari ini, rintihan yang terjadi akan selalu menjadi awal yang baru untuk melangkah.
"Jangan selalu belajar dari kesalahan!
"Mimpikan hari esok untuk dijadikan nyata."